2- Sahiihul ‘Ibaadah / صحيح العبادة
(BENAR ‘IBADAHNYA)
Pemuda Islam harus memperhatikan kualitas ibadahnya, baik yang wajib maupun yang sunnah. Karena syarat kedua dari diterimanya ibadah setelah niat karena Allah subhaanahu wa ta'ala adalah mengikuti atau mencontoh tatacara ibadahnya kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
“Shalatlah kamu seperti yang kamu lihat Aku shalat”. (Riwayat Bukhari)
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak.” (HR Muslim)
Ia membatasi ibadahnya hanya yang diperintahkan dan dicontohkan oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam saja. Ia dapat menyadari, bahwa ibadah yang ia laksanakan sebanyak-banyaknya namun ternyata tidak diterima karena Rasulullah tidak mengamalkannya.
“Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhrradhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka.”
(Bukhari dan Muslim)
Bersambung
InsyaAllah
InsyaAllah
No comments:
Post a Comment