Tapi, bukankah iman adalah penduan dan bukan hambatan?
Yang sering mengingatkan kita akan kelalaian dan mudahnya
terpesona oleh penampilan, hingga lengah atas bahaya yang datang sesudahnya.
Kejujuran samawi yang seringkali mengagetkan karena tidak memberi ruang
kompromi atas nama perasaan dan kasihan. Sedang kita terlalu sering meminta belas
kasih dan lupa bahwa ilmu Allah sempurna adanya.
Sungguh, yang kita butuhkan hanyalah sejumlah kecil dari
dunia, sekadar memampukan kita beribadah kepada-Nya. Dengan kemungkinan
perluasan dalam koridor taqwa sebab besarnya manfaat yang didapat dan
terbukannya kesempatan dalam kendali penuh kesadaran. Juga demi menjaga
keseimbangan diri karena kita menjejak di bumi. Sebuah pilihan cerdas sebab
menjaga kita dari kerakusan yang buas dan perpindahan penghambaan yang
menghinakan.
Maka dunia adalah pilihan. Serupa etalase yang memberi
kemungkinan memiliki atau meninggalkannya pergi, atau mengambil sebagiannya
saja. Semuanya sejalan dengan kemampuan diri dalam menimbang untung rugi.
- Mengambilnya karena yakin akan manfaatnya, atau
- Meninggalkannya karena takut madharat, atau
- Membatasi diri agar tidak lepas kendali.
Tidak ada yang salah dengan pilihan-pilihan ini karena
muaranya adalah ibadah itu sendiri.
Bersambung.
InsyaAllah
InsyaAllah
No comments:
Post a Comment