Tulisan ini adalah review Kajian Islam HijUp dengan judul “Wanita Penyejuk Mata Cahaya Keluarga” yang dibawakan oleh Ustadzah Mimin Aminah, ditambah oleh sharing dari teh Laudia Chyntia Bella, yang diselenggarakan di Mesjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan pada hari Ahad, 19 Maret 2017.
Dua hari yang lalu, tiba-tiba saya mendapat e-mail dari HijUp yang menginformasikan agar saya menghadiri kajian Islam HijUp. Dalam hati, saya pikir ini mungkin e-mail blast yang dikirim ke banyak orang, maka saya pun tidak mem-follow up e-mail tersebut, terlebih saya juga tidak merasa mendaftar untuk hadir. Esok harinya, saat sedang di perjalanan pulang, Nisa bilang, “Eh Nov, aku tuh kemarin daftarin kamu untuk hadir di kajian HijUp. Besok pulang siaran kita kesana, yaa!”Oalaaah, ternyata saya didaftarkan oleh Nisa. Tepat di hari Ahad, selepas sharing Bincang Pustaka di MQFM, kami pun bertolak menuju Masjid Al-Irsyad, masjid indah dimana saya pernah bermimpi untuk bisa melangsungkan akad nikah disana.
Sesampainya disana, ruang utama masjid sudah penuh oleh para wanita-wanita yang saya yakin mereka adalah wanita pilihan, sebab mereka haus akan ilmu dan peduli pada kehidupan akhirat. Saya terdiam beberapa saat, merenungi betapa Allah Maha Baik mempertemukan saya dengan kesempatan ini, meski sebelumnya saya tidak begitu tertarik. Lalu, dalam diam saya berdialog dengan diri sendiri, “Mungkin Allah memang tahu kalau hati saya sedang kering dan butuh disiram. Pembahasan hari ini pasti tentang sesuatu yang sedang saya butuhkan.” Mata saya pun tertumbuk pada sebuah spanduk di depan yang bertuliskan tema kajian hari ini, Wanita Penyejuk Mata Cahaya Keluarga.Tuh kan!
Saya tuliskan reviewnya untukmu, ya!
Kelak, di syurga akan ada 2 jenis bidadari, yaitu bidadari syurga yang memang berasal dari syurga dan bidadari syurga yang berasal dari dunia, yang karena ketaatan dan keshalihannya di dunia akhirnya mengantarkannya menjadi bidadari syurga.
Hmm, siapa orangnya yang tidak ingin menjadi bidadari di syurga? Rasanya semua wanita baik tentu ingin menjadi bidadari di syurga, bukan? Tapi ternyata, tidak ada yang begitu saja, semua perlu dibayar dengan ketaatan dan keshalihan selama di dunia.
Hmm, siapa orangnya yang tidak ingin menjadi bidadari di syurga? Rasanya semua wanita baik tentu ingin menjadi bidadari di syurga, bukan? Tapi ternyata, tidak ada yang begitu saja, semua perlu dibayar dengan ketaatan dan keshalihan selama di dunia.
Dengan gayanya yang tegas dan kalimatnya yang ringkas tapi tepat sasaran, ustadzah menyampaikan,
Senang dan sakit di dunia ini hanya sebentar, jangan terlena, jangan terpuruk.
Kesenangan sekarang belum ada apa-apanya, nanti ada syurga.
Kesedihan sekarang belum ada apa-apanya, ada yang lebih sedih kalau kita tidak taat, nanti ada neraka.
Kesenangan dan kesedihan harus jadi saham yang bisa mengantarkan kita berjalan menuju syurga.”
Geraham saya tiba-tiba saja bergemelutuk, teringat beberapa kejadian yang membuat hati saya sakit, lalu saya seperti diingatkan lagi bahwa sejatinya setiap rasa sakit di dunia itu sebentar saja. Sakit itu, bagaimana pun juga ada karena Allah sayang sama saya. Ya Allah, ternyata luka kemarin adalah bentuk cinta?
Ustadzah melanjutkan pembahasan tentang wanita shalihah.
Tidak yang lain. Lalu, bagaimanakah bentuk keshalihan itu? Bagaimana agar bisa menjadi wanita shalihah?
Pertama,
Taat dalam menjalani apa yang diperintahkan Allah,
sebab perintah-Nya adalah kebutuhan kita. Hati saya terasa tertusuk ketika ustadzah bilang,
“Jangan hidup di dunia tanpa tau apa perintah Allah. Rugi!”
Kedua,
Taat untuk menjauhi apa yang dilarang oleh Allah,
sebab semua yang dilarang berarti berbahaya untuk kita. Betapa lemasnya saya ketika mendengar kalimat ustadzah,
“Hari ini, banyak sekali wanita yang hidupnya berantakan karena melanggar perintah Allah. Tidak bahagia, tidak tenang, karena tidak nurut sama Allah!”
Ketiga,
Taat dalam menjalani fungsi dan peran sebagai wanita.
Ini menarik, sebab setiap wanita sejatinya memiliki 3 peranan utama dalam hidup, yaitu :
sebagai anak, isteri, dan ibu.
Menjalani ketiganya dengan profesional selalu berawal dari sikap taat sebagai seorang individu.
Keempat,
Sabar dan ridho dengan segala ketetapan Allah dan menerima skenario Allah.
Ah, wanita, kita tentu sepakat bahwa ini tidak mudah, bukan? Tapi ternyata kemarin ustadzah mengingatkan bahwa tidak ada takdir Allah yang salah dan dzalim kepada kita. Ah, air mata merembes hingga rasanya ingin menunduk saja.
Di syurga, ada 4 orang wanita yang pertama-tama ada disana. Ada Asiyah yang istiqomah imannya meski diuji dengan suami sekelas Firaun. Ada Khadijah yang shalih dan mampu mewujudkan syukur dengan sebaik-baik syukur sebab Allah menjadikan Rasulullah sebagai suaminya. Ada Fatimah yang terkenal dengan ketegaran, kesabaran dan tentu keshalihannya. Ada jugaMaryam yang mampu menjaga kesucian dan tetap ridho dengan semua ketetapan Allah meski itu tidak masuk akal baginya. Ya Allah, semoga Engkau memampukan kami untuk bisa berada di syurga juga bersama mereka.
Jadi, tak ada yang lain yang bisa membuat kita menjadi penyejuk mata dan cahaya keluarga selain mengupayakan taat dan keshalihan kita sebagai seorang wanita. Semoga Allah senantiasa memudahkan dan menguatkan kita untuk tetap berjuang hingga Dia mengumpulkan kita semua kelak di syurga-Nya. Aamiiin. Kalau kamu masuk syurga, aku mau ikut yaaaa!
sumber :
novieocktavia.tumblr.com
No comments:
Post a Comment