#1 MEMBELI KUE SERABI
Rumah saya dekat pasar dimana disana ada tukang serabi yang merupakan suami istri, si istri bertugas memasak serabi dan si suami bertugas menerima pesanan dan memberikan pesanan pembeli. Tukang serabi ini setiap hari ramai dikunjungi pembeli, dan begitu pula keluarga kami lumayan sering membeli serabi disana, terutama suami. Untuk membeli kue serabi kami harus pagi-pagi pergi ke pasar karena siang kemungkinan sudah habis atau antriannya panjang, jadi kita berlatih
#1 manajemen waktu.
Nah selanjutnya saat kita sudah sampai di tukang serabi kita harus memesan berapa banyak serabi yang akan kita beli, kemudian tukang serabi akan menyuruh kita menunggu giliran untuk diberikan pesanan serabi yang kita minta, disinilah kita belajar
#2 antri,
kadang-kadang pembeli di depan kita bisa lebih dari 5 belum lagi banyak serabi yang dipesan, otomatis kita menunggu lama karena kue serabi yang sudah matang biasanya langsung habis dan menunggu dibuatkan lagi dimana satu wajan hanya untuk satu serabi, terbayang kan kalau satu orang pesannya 5 buah, memang wajannya lebih dari 5 tapi tetap butuh waktu yang lumayan lama bila dapat antrian di atas lima, disinilah kita belajar
#3 sabar.
Tukang serabi akan memberikan pesanan sesuai urutan antrian, saya tidak bisa membayangkan betapa ingatannya kuat si bapak yang bertugas membagikan pesanan untuk mengingat siapa yang pesan duluan, karena salah sedikit pasti pembeli akan komplain, dan akan dibilang tidak adil, disinilah kita belajar apa itu
#4 keadilan.
Belajar itu bukan semata-mata dari buku, karena kehidupan itu sesungguhnya adalah tempat belajar.
Semoga bermanfaat
By Echo Moelya
No comments:
Post a Comment