Akal
hanya dapat menerima hal-hal yang berbau teoretis dan ilmu pengetahuan yang
ditransfer melalui pendengaran dan penglihatan. Selain itu, akal juga mampu
melakukan analisis terhadap segala sesuatu yang ia terima melalui kelima
indera.
Untuk dapat menggunakan akal ini manusia
harus senantiasa mengisi dan mengasahnya dengan belajar, mengamalkan, dan
mengajarkan; dengan menggunakan berbagai wasilah yang dimiliki. Sebagaimana
kewajiban pokok setiap manusia yang hidup di bumi adalah menuntut ilmu,
mengamalkannya dan mengajarkannya.
Jadi,
dengan kata lain makanan akal atau yang mungkin identik dengan otak dan pikiran adalah ilmu yang bermanfaat.
Dan Allah tidak menciptakan segala sesuatu tanpa ada manfaatnya sama sekali,
sebagaimana firmannya dalam Al Qur’an :
Sesungguhnya di dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang
yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka
(QS. Ali
Imran (3) : 190-191)
Berkaitan dengan ilmu, Rasululloh
mewajibkan kepada semua umatnya untuk menuntut dan mengajarkan ilmunya,
sebagaimana dalam riwayatnya :
Mencari ilmu itu adalah wajib bagi tiap
muslim laki-laki dan muslim perempuan (HR. Ibnu Abdil Barr)
Dunia ini terlaknat, dan terlaknat pula
apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikrullah dan apa yang membantu, atau orang
yang berilmu atau orang yang mencari ilmu
(HR. Ibnu Majah)
Bersambung
No comments:
Post a Comment