“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu,” (Al-Furqaan: 72)
“...dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.” (Al-Hajj: 30)
Imam Adz Dzahabi berkata,”Pemberi kesaksian palsu telah melakukan beberapa dosa besar. Di antaranya:
Pertama, kedustaan dan mengada-ada
“Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (Al-Mukmin: 28)
“Seorang mukmin dicetak (untuk berkarakter) segala macam selain khianat dan dusta.” (HR Ibnu Majah dan Hakim)
Kedua, ia mendzalimi orang yang menjadi lawannya hingga –karena persaksiannya- harta dirampas, demikian pula kehormatannya, bahkan nyawanya.
Ketiga, ia mendzalimi orang yang diberikan kesaksian dengan menjadikan harta haram menjadi miliknya melalui kesaksiannya, maka ia pun berhak memasuki neraka. Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang aku putuskan untuknya (perkara) harta saudaranya (yang diambil) tanpa dasar kebenaran, maka janganlah ia mengambilnya. Karena (dengan demikian) aku telah memberikan serpihan api neraka kepadanya.” (Muttafaq ‘Alaih)
Keempat, ia menghalalkan apa yang telah diharamkan dan dijaga Allah dalam hal harta, darah, dan kehormatan. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Maukah kalian aku beritahu tentang dosa-dosa yang paling besar? Yaitu mempersekutukan terhadap Allah, durhaka kepada kedua orang tua, dan ketahuilah juga, ucapan palsu, dan ketahui pula, persaksian palsu...” Rasulullah senantiasa mengulang-ulang hingga kami berkomentar,”Seandainya saja beliau diam.” (HR Bukhori, Muslim, dan Tirmidzi)
(Al –Kabair, Imam Adz-Dzahabi, Darul Falah)
No comments:
Post a Comment