Hari-hari
Ramadhan datang dan pergi, sepertinya kita sedang bermimpi. Baru saja rasanya kita
menyambut Ramadhan ternyata kita harus mengucapkan selamat tinggal saat sedang
asyik-asyiknya bercerita tentang kedatangan Ramadhan. kegembiraan menyambut
Ramadhan tentang fiqih puasa tentang sabar bulan puasa seperti biasanya ibadah
musiman hanya diingat dan dikaji saat dia datang. Makanya tanpa kita sadari dia
berlalu lagi
Setelah Ramadhan pergi, entah
apa yang tersisa pada diri kita.
Taubat kah atau tambah maksiat?
Menjadi dekat dengan Allah kah
atau tambah jauh? .
Saya banyak
melihat orang dan saya salah satunya, mempersiapkan Ramadhan justru dengan membeli
peralatan dapur, bahan makan dan lain-lain. Bahkan ada kebiasaan yang namanya “pantai
week-end” sebelum Ramadhan. Semua mempersiapkan kebutuhan jasmani, sedangkan
persiapan hati dan jiwa sering terlupakan.
Kalau jasad
yang fana ini begitu kita perhatikan, bagaimana dengan nasib roh yang
dimuliakan Allah saat pertama kali diturunkan ke dalam jasad Ayah kita Adam?
Allah
berfirman :
فَإِذَا
سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
“Kepada
malaikat maka apabila saya telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan
ke dalamnya roh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” QS. Al-Hijr[15]:29
Terus
bagaimana dengan nasib sebongkah daging dalam tubuh, yang apabila dia baik maka
semua Tubuh akan baik dan apabila dia rusak, semua tubuh akan rusak? Sebongkah
daging yang kita sebut sebagai HATI.
Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda, “Allah ingin memberiku emas
sebesar gunung Mekah. Aku berkata jangan ya TuhanKu tapi berikanlah aku
secukupnya. Aku ingin kenyang sehari dan lapar sehari, saat aku kelaparan aku
akan ingat pada-Mu dan saat aku kenyang, Aku akan bersyukur pada-Mu.” [HR Tirmidzi]
Beruntungnya
orang yang selalu berdoa, “Ya Allah saya berlindung kepadamu dari nikmat yang menjauhkan
aku diri-Mu dan dari ujian yang tidak membuatku mendekat dengan-Mu.”
Beberapa
saat lagi Ramadhan akan tiba, apa yang sudah Anda siapkan, wahai Saudaraku?
Bagaimana Anda menyambutnya dan bagaimana Anda berpisah dengannya?
Mungkin
hari-hari yang telah lalu kita habiskan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat,
maka Sudah selayaknya sekarang berjuang untuk menembus hari-hari itu. Antara kehidupan dan kematian
hanya beberapa saat, kapan saja kita bisa mati. Umurmu dihitung bukan sejak pertama kamu lahir, tapi
sejak pertama kamu mengenal Tuhanmu.
Berhati-hatilah jangan
sampai kamu mati padahal kamu masih hidup!
Setiap detik pada bulan Ramadhan sangatlah sayang untuk disia-siakan. Oleh
karena itulah, kita perlu mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangannya.
Agar dapat mengisinya dengan ibadah yang maksimal. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman.
وَتَزَوَّدُوا
فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَاب البقرة
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan
bertakwalah kepadaKu hai orang-orang yang berakal”. [Al Baqarah : 197].
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa salam menghidupkan malamnya dengan shalat, sampai kakinya
bengkak. Beliau menangis minta ampun... lalu bagaimana malammu, ya Akhi? Jangan
bilang malammu habis dengan jalan-jalan, nonton sinetron, online, nonton bola,
main game, ngobrol ngalor-ngidul sampai sahur! Jangan katakan itu!
Rasulullah shallallahu alaihi wa
salam bersabda :
من قام رمضان إيمانا و احتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“ Barangsiapa yang menghidupkan malam Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu “ [HR. Muttafaq Alaih]
من قام رمضان إيمانا و احتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“ Barangsiapa yang menghidupkan malam Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu “ [HR. Muttafaq Alaih]
Bagaimana
denganmu, Ya Ukhti? Bagaimana dengan Ramadhan dan malamu? Aku takut kalau kamu
sudah lupa dengan Asma binti Abu Bakar, lupa dengan Nusaibah, lupa dengan
Fatimah binti Rasulullah... Yang kamu pikirkan hanya dapur, dapur dan dapur!
Kita lupa
pada Ramadhan. Kita berpuasa, tetapi saat berbuka seakan tidak mengenal puasa.
Tidak ketinggalan berbohong, ananiah, gosip, ghibah, mencela, hasad dan
bermaksiat. Siang hari kita menahan diri berpuasa dari makan dan minum, tetapi
kita malah memakan daging manusia mentah-mentah.
Rasulullah
shallallahu alaihi wa salam bersabda,
“Celakalah bagi orang yang masuk pada bulan Ramadhan, kemudian
Ramadhan berlalu sebelum ia diampuni.” [HR. At-Tirmizi, Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi].
Kenapa
sekarang Ramadhan berubah menjadi bulan makanan, minuman, hiburan? Padahal kalau kita lihat sirah Rasululah shallallahu alaihi wa salam sangat jauh dari itu semua. Malah
sebaliknya, Rasulullah shallallahu alaihi wa salam menjadikan Ramadhan sebagai bulan menambah amalan,
bulan jihad, bulan ibadah, bulan semangat, bulan berkarya dan bulan berprestasi
untuk dunia dan akhirat.
‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha, ia berkata :
“Saya
tidak pernah mengetahui Rasulullah membaca Al Qur’an semuanya, sembahyang
sepanjang malam, dan puasa sebulan penuh selain dibulan Ramadhan.” [HR. Ahmad]
Dalam sebuah hadits Abu Darda, beliau berkata :
“Suatu ketika di bulan Ramadhan kami keluar bersama
Rasulullah di tengah siang dan begitu membakar tidak ada yang berkuasa di
antara kami kecuali Rasulullah dan Abu Abdullah Bin rawahah.” [HR. Bukhari]
Ramadhan
sebagai bulan menambah amalan, bulan jihad, bulan ibadah, bulan semangat, bulan
berkarya dan bulan berprestasi untuk dunia dan akhirat.
Demikian, mudah
mudahan dapat mengingatkan kita dalam menyiapkan ramadhan yang akan datang. Semoga
Allah menambahkan pada kita ilmu yang bermanfaat dan memberi taufik untuk
beramal sholeh, sehingga Ramadhan kita berkuliatas dan membuahkan takwa. Segala
puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Wallahu ‘Alam Bishawab
No comments:
Post a Comment