UWAIS AL-QARNI “Sang Penghuni Langit” (Bag. 5 dari 5)

KEISTIMEWAAN UWAIS AL QARNI
  1. Walaupun beliau tidak pernah bertemu dengan Rasulullah Saw, tetapi rohaninya selalu berhubungan.
  2. Pada hari kiamat nanti, dimana semua manusia akan dibangkitkan kembali, Uwais Al Qarni akan memberikan syafa’at kepada sejumlah manusia sebanyak domba yang dimiliki Rabi’ah dan Mundhar, demikian yang disabdakan Rasulullah Saw kepada Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khattab
  3. Beliau adalah seorang sufi yang amat sederhana, takut dan ta’at pada Allah Swt, ta’at pada Rasulullah Saw dan kedua orang tuanya. Pada waktu siang hari beliau selalu giat bekerja, tetapi walaupun beliau pada siang hari giat bekerja, mulutnya selalu membaca istighfar dan membaca ayat-ayat Al Quran.
  4. Setiap hari beiau selalu dalam keadaan lapar dan hanya memiliki pakaian yang melekat pada tubuhnya. Ini menunjukkan bahwa beliau hidup sangat sederhana sekali. Dan dalam kesederhanaan itu beliau selalu berdo’a kepada Allah Swt, “Ya Allah, janganlah ENGKAU siksa aku karena ada yang mati kelaparan dan jangan pula ENGKAU siksa aku karena ada yang kedinginan”.
  5. Beliau selalu bersam Tuhan dan orang-orang yang lemah. Beliau dapat merasakan penderitaan yang dialami oleh orang-orang yang lemah dan membuat dirinya seperti mereka sebagaimana yang pernah diamalkan Rasulullah Saw.

Banyaknya keistimewaan yang dimiliki oleh seorang Uwais Al Qarni, hingga membuat Rasulullah Saw memerintahkan kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib untuk menemui Uwais sambil menyampaikan salam dari Rasulullah Saw.
Ketika Umar dan Ali berhasil menemui Uwais, terjadilah percakapan sebagaimana yang telah dituturkan oleh Abu Na’im Al Asfahani,
Umar bin Khattab ; “apa yang anda kerjakan disini.?”
Uwais Al Qarni : “Disini saya bekerja sebagai penggembala”
Umar bin Khattab ;  “Siapa sebenarnya anda ini.?”
Uwais Al Qarni : “Saya adalah hamba Allah Swt
Umar bin Khattab ; “Semuanya sudah tahu, kita semua adalah hamba Allah Swt, izinkanlah kami mengetahui dan mengenal anda lebih dekat”
Uwais Al Qarni : “Silahkan”
Umar dan Ali ; “Setelah kami perhatikan, kami mempunyai kesimpulan bahwa anda inilah orang yang pernah diceritakan Rasulullah Saw kepada kami, oleh karena itu berilah kami pelajaran dan do’akan kami agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat”.
Uwais Al Qarni : “Saya tidak mendo’akan seseorang secara khusus. Setiap hari kami elalu mendo’akan kepada seluruh umat Islam. Siapa sebenarnya anda berdua ini.?”.
Ali bin Abi Thalib: “Beliau adalah Umar bin Khattab Amirul Mukminin dan saya adalah Ali bin Abi Thalib, kami berdua diutus Rasulullah Saw menemui anda dan menyampaikan salam dari Rasulullah Saw.

Uwais Al Qarni : “Assalaamu ‘alaikum wahai Amirul Mukminin dan wahai Ali bin Abi Thalib, semoga Allah Swt selalu memberi kebaikan kepada tuan berdua atas jasa-jasa tuan kepada umat Islam”.
Umar bin Khattab ;  “Berilah kami pelajaran yang bermanfaat wahai hamba Allah”.
Uwais Al Qarni : “Carilah Rahmat Allah Swt dengan ta’at dan mengikuti dengan penuh pengharapan dan takutlah tuan kepada Allah Swt.”
Umar bin Khattab ; “Terima kasih atas pelajaran yang anda berikan pada kami yang sangat berharga ini. Dan kami telah menyediakan kepada anda seperangkat pakaian dan uang untuk tuan. Kami mengharapkan agar anda menerimanya.”
Uwais Al Qarni : “Terima kasih wahai Amirul Mukminin, kami tidak menolak dan juga tidak membutuhkan apa yang tuan awa. Upah yang saya terima 4 dirham itu sangat berlebihan, sehingga sisanya saya berikan kepada ibuku. Sehari-hari saya hanya memakan buah korma dan minum air putih dan sayaini belum pernah memakan makanan yang dimasak. Kurasakan hidupku ini seolah-olah tidak sampai pada petang hari dan kalau tiba petang hari saya tidak merasa sampai pada pagi hari. Hati saya selalu mengingat Allah Swt dan sangat kecewa kalau tidak sampai mengingat-Nya.
Ada beberapa pokok pelajaran dari seorang Uwais al Qarni agar manusia memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
“Seseorang akn memperoleh ketenangan dan ketenteraman jika hatinya selalu berdzikir kepada allah Swt dan tidak pernah terputus.”
“Dan bahwa Hati itu hanyalah untuk Allah Swt, bukan untuk yang lainnya. Oleh karena itu kuasailah nafsu dan tundukkanlah secara penuh.”
sumber : yoga Constantine's Blog

No comments:

Post a Comment