1. Mengenai Makanan Haram
Didalam Alkitab diceritakan bahwa nabi Musa mendapatkan firman dari Allah, tentang haram memakan daging ‘Babi’ untuk selamanya. Akan tetapi menurut Alkitab cetakan baru tahun 1996 sampai tahaun 2014 telah dirobah menjadi ‘Babi hutan’ Pertahtikan ayat-ayat berikut :
Imamat 11:7-8
Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetpai tidak memamah biak: harum itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentu: haram semuannya itu bagimu/
Padalah menurut Alkitab cetakan lama Tahun 1941 s/d 1991 tertulis yang haram “Babi”, tanpa kata penambahan kata ‘hutan’. Perhatikan ayat berikut :
Alkitab Cetakan Lama, Tahun 1941
Imamat 11:7-8
Dan lagi babi, karena soengoehpon koerkoenja terbelah doewa, ija itoe bersiratan koekoenja, tetapi tidada ija memamah bijak, maka haramlah ija kapadamoe. Djanganlah kamoe makan daripada dagingnja dan djangan poela kamoe mendjamah bangkainja, maka haramlah ija kapadamoe.
Menurut Alkitab, babi itu haram. Kenyataannya oleh mereka, babi diternak secara khusus, dipelihara, dirawat dan diadikan sebagai bahan dagangan dan daginnya diperjualbelikan sebagai sumber penghidupan mereka. Padahal jangankan memakannya, menyentuh tubuhnya saja dilarang Allah dalam Alkitab.
Semua umat Islam harmkan babi Tetapi hampir semua umat kristen justru makan bagi, kecuali sebaian kecil sekte Advent.
Ini membutikan bahwa yang ikut firman Allah dalam Alkitab akan haramnya babi, bahkan babi merupakan makanan kesuakaan mereka. Menjagi pertanyaan mengapa umat Kristiani tidak mengharamkan babi, justru malah mereka menghalalkannya?
Ternyata tanpa disadari, mereka telah mengikuti paham Paulus yang mengatakan segala sesuatu itu Halal.
10 Alasan Pengikut Yesus yang Setia harus masuk Islam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment